*aku bersedia*
Perlahan tapi pasti, hati ini menjadi ringkih.
Tidak siap mengatakan, karena memang waktunya pun belum datang.
Tak kuat untuk menyimpan, tapi mencoba bertahan dengan iman dan sabar.
Tidak ada yang datang hanya dengan memikirkannya kan?
Namun bagiku, cukuplah mengharapkanmu dalam diam.
Menahan.
Mulut ini diam bukan lantaran bisu,
Hanya ada beberapa hal yang memang tidak harus disampaikan.
Aku tidak pandai mengatur kata-kata yang berantakan ini, seberantakan rasa ini.
Biarlah perasaan ini tetap menjadi misteri yang kita nikmati sendiri.
Walau tak ada kata yang terucap untuk memberi arti,
Pun kita memang sudah sama-sama mengerti.
Karena hanya itu yang kita ketahui di bumi ini dan hanya itu yang kita perlu tahu.
Jika sudah begini,
Tentu kamu dan aku tidak ada yang perlu lari atau bersembunyi.
Kita sama-sama sedang menunggu dengan sabar, bergelut dalam euforia penantian.
Dan untuk sekarang, mari masing-masing berjuang.
Untuk diri kita, keluarga kita, agama kita, hidup kita.
Hingga jika Allah memang mempertemukan kita lagi nanti,
Kita telah siap untuk mengatakan, "Aku bersedia."
*terinspirasi dari catatan seseorang dg beberapa perubahan
beri hamba kesempatan
Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan
Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan
(Bimbo)
Pada suatu masa aku mensyukuri layaknya hujan yang begitu dinanti setelah kemarau yang berkepanjangan, yang hadirnya dicintai karena suburkan dan sejukkan bumi yang kering kerontang.
Namun kini, sekali lagi, kau harus pergi. Layaknya hujan yang berpamitan dan meranggaskan jati. Tidak, tidak untuk membuat jati mati. Hanya saja ia memang harus meranggas agar tumbuh kuncup-kuncup jiwa baru yang siap bersemi saat kau datang lagi.
Maafkan aku yang tak pandai memanfaatkan kesempatan. Kau sudah berkali-kali menyempatkan datang namun aku selalu tak cukup sempurna mengakhiri semuanya. Namun semoga diriku yang lagi-lagi belum sempurna ini bisa menjadi salah satu alasan bagimu untuk kembali lagi dan menyempurnakanku.
semoga Allah masih memberi kita kesempatan untuk dipertemukan dg Ramadhan tahun depan... aamiin
the best!!
Dia, selaluu memberikan yang terbaik ^_^
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar."
(QS. Annisaa [4]: 40)
believe in yourself!
Ahad pagi,, seperti pagi-pagi kemarin,, masih galau dengan mekanisme reaksi yang harus direvisi.. heuuhh,, berusaha menyemangati diri sendiri,, tanpa sadar jari ini tergoda mengetik sebuah pesan pada seorang kawan.. berawal dari pinjam buku yang akhirnya pasti mengarah ke topik yang memang sedang hangat dibicarakan oleh mahasiswa semester akhir,, apalagi kalau bukan tentang cin-TA..
"punya buku ...... ?"
"he.em," kujawab sekenanya.
"asiiik..." balasnya girang.
"asik kenapa?" pura-pura bertanya padahal aku tau maksud smsnya.
"ikutan ngantri bukunya ya?" tuh kan bener dugaanku..
"ga ada yang ngantri kok, mau pinjam sekarang? kan km sudah selesai sidang," hmm,,berbeda denganku,, dia sudah menyelesaikan sidang akhirnya..
"belum selesai tau.. masih revisi nih.."
"ooh,, sama aku juga lagi revisi tapi belum sidang. ini revisi dari hasil uji kelayakan kemarin," aku menjelaskan..
"kapan gitu sidangnya?" sensitif sama pertanyaan ini :(
"setelah selesai revisi, maksimal tanggal 24 Juli harus sidang. masalahnya ini dosen penguji kelayakan baru bisa ditemui selasa besuk." ceritaku panjang lebar.
"tinggal nemui aja toh?" tanyanya.
"masalahnya aku belum menemukan mekanisme reaksiku. aku takut..." curhat singkatnya seperti itu karena sms yang kukirim tidak tersimpan dalam sent item di hpku.
beberapa lama kemudian... muncul namanya di layar hpku...
" TA itu karyamu, kamu menghabiskan waktumu bersamanya, mencurahkan segala pikiran untuknya, berjuang dengannya untuk bahagia bersama. oleh karenanya, tidak ada orang lain yang paling ngerti dia. so, ga perlu panik, karena hanya kamu yang paling paham dengan TA mu.."
MJJ alias mak jleb-jleb smsnya.. langsung kubalas..
"iya seh, tapi dasarnya aku masih kalah dibanding orang2 yang mengadiliku di ruang sidang.." aku masih saja ngeyel..
dia membalas lagi...
"TA hanya butuh kepercayaan diri dari pembuatnya, bila pembuatnya saja tidak yakin sudah pasti TAnya tidak akan menjadi baik. saat sidang, q memposisikan diri sebagai sales yang sangat yakin dan bangga memaparkan prodaknya (TA) dan tetap open mind atas masukan/keluhan konsumen (penguji)..."
yaa,, bener banget apa yang dia katakan.. selama ini aku belum sepenuhnya yakin dengan apa yang aku hasilkan dari penelitian ini. aku selalu takut untuk ditolak, takut ga layak, takut ga lulus.. meski aku sadar dan sangat sadar,, ga seharusnya aku berpikir kaya gitu..
kini,, saatnya memperbaiki semuanya.. ayo isti,, percayalah,, kamu pasti bisa.. do the best!! ga usah mikir lulus ato ga nya.. tapi lakukan apapun yang bisa kamu lakukan,, selanjutnya serahkan pada Sang Pemberi Keputusan, ALLAH SWT.. yakinlah,, bahwa apa yang Dia berikan adalah yang terbaik untukmu.. jangan takut dan jangan ragu... tetep semangat.. yakin BISA!!
"Kepunyaan Allah lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan."
(QS. Al Imran[3]: 109)
"Kepunyaan Allah lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan."
(QS. Al Imran[3]: 109)
just focus on doing what u can
tenang, serahkan saja semua urusan pada Dia.
rencana-Nya selalu indah. insyaAllah :-)
"Kepunyaan Allah lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan."
(QS. Al Imran[3]: 109)
rencana-Nya selalu indah. insyaAllah :-)
"Kepunyaan Allah lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan."
(QS. Al Imran[3]: 109)
#edisi menenangkan diri di tengah2 revisi naskah tugas akhir.. Ya ALLAH,, mudahkan dan jangan Engkau sukarkan.. aamiin
pengawal kita
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
(QS. Qaaf [50]: 16-18)
#jadi ingat dulu waktu abis ngaji di madin pas ustadznya cerita kalo setiap yg kita lakukan ada malaikat yg mencatatnya. dan catatan itu akan dilaporkan kepada Allah.. abis denger itu saya jadi takuuutttt bgt berbuat nakal,, takut dimarahi ALLAH kalo catatan amal saya jelek.. saat itu saya masih umur sekitar 5 tahunan.. hmm,,, sekarang??????
yuuukkk,,, melakukan yang terbaik! \(^_^)p
karena aku percaya
Meski entah kapan saatnya tiba
Ini hanya masalah waktu
Misteri yang indah mengalir bersama air dan terbang bersama angin.
Tapi, akankah kau percaya itu terjadi suatu hari nanti?
Karena aku percaya....
Untuk sebuah dialog tanpa ruang dan tepi
Ragaku, masih disini
Menanti.....
still here
Kau ada disini,,,
Hanya saja, mungkin Allah sedang menguji persahabatan kita. Percayalah, ada rindu meski tidak terucapkan. Ada curahan hati meski tidak tersampaikan. Ada kepedulian meski tidak tertunjukkan. Suatu hari nanti, Allah akan menunjukkan jalan yang entah seberapa jauh dan berliku, tapi kita dan sahabat yang lain, pasti bersatu, dalam kebaikan, dan ridho-Nya. Dalam suatu hubungan, yang dibangun karena-Nya...
I really love you
I’m feeling tired today
Left alone in the room hugging a pillow
Touching my phone distracted my mind
It’s lonely to eat tonight
Suddenly, i was frightened by the ringing phone
my mom’s worried voice asked if i’ve eaten
these words annoyed me but today it’s different
The forgotten promises are remembered
I will be a person with pretty heart
And become a person who is selfless
I’ll keep the love of my mother’s wishes
I think of mother who used to share my dreams and brush my hair
Though I’ve made hurtful wrong choices
You silently watched over me from behind
But now I think more than an innocent child
The meaning of mom’s silent prayers
What will i do, yet my heart is small
Can I do better without holding mother’s hand
I’m afraid that it will still lack
I’ll be a wise daughter of my mom
I will be a proud daughter no matter where I go
I’ll keep the love of my mother’s wishes
I’ll show endless love
I’ll have a warm heart
I’m shy to express to mom
That I really love my mom
smile :)
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia & hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(QS. Al Isra [17]: 23-24)
masih sama
Jaga aku, dengan penjagaan sempurna-Mu
bantu aku mengendalikan diriku
mengendalikan hati dan sikapku
mudahkan usahaku untuk beristiqomah
mudahkan Ya Allah.. mudahkan..
dalam diam aku berikhtiar, dalam diam aku mempersiapkan
optimal!!
sedang galau2nya mengerjakan tugas akhir. sering merasa ga mampu, apalagi dengan pemahaman mata kuliah yg tidak seberapa melekat dalam otak. huufftt,, kadang sempet nyesel juga kenapa ga serius menjalani ini semua. Astaghfirullah, penyesalan memang selalu datang di akhir. tapi ga boleh terus2an menyesal, apalagi malah jadi malesan. keep struggle, because there are many people wait ur success.. Do the best as u can!! Selama ini mana pernah sampe ngerasa kaya gini?? yakinlah, pasti bisa terlewati dg indah.. Allah sayang padamu,, masih belum percaya kah?? astaghfirullah,, isti mohon ampun ya Allah..
meski masih terseok-seok dengan berbagai halangan dan rintangan yg tiba2 datang,, jangan takut!! ini adalah batu loncatan, untuk kamu bisa lebih kencang berlari.. tetep SEMANGAT dan YAKIN BISA!!
ayoo,, optimalkan usahamu, biar Ia yang menyelesaikan apa yang tak mampu kau melakukannya.
lakukan sesuai kemampuanmu (yg sesungguhnya), dan biarkan Ia menyelesaikan selebihnya.. ^_^
seperti balita yang tidak takut jatuh saat belajar berjalan.. karena tanpa melaluinya, dia takkan bisa berlari \o/
kisah klasik
hehe,, ketawa ketiwi saat buka2 file LKMM yang pernah kuikuti.. setiap kali akan mengikuti LKMM pastinya harus menyertakan essay "WHO AM I".. paling muales sebenernya kalu disuruh nulis beginian.. sedikit mengambil salah satu essay yang entah lupa ini untuk pelatihan apa. PP LKMM kayaknya... unyu dan polos banget ternyata aku dulu.. wkwkwk.. :D
WHO AM I
Saya, Istiqomah adalah seorang
gadis yang lahir di kota Blitar pada 8 Februari 1990. Terlahir sebagai anak
pertama dari pasangan suami istri Mukani dan Mistiani. Sejak dilahirkan sampai
sekarang, saya tinggal bersama orang tua dan adik saya di Kebonroto, Sidomulyo,
Selorejo, Blitar. Sebagai anak pertama sebagai harapan orang tua dan contoh
yang baik bagi adik saya, dari kecil saya berusaha untuk menjadi yang terbaik
dalam segala hal. Salah satunya dengan menimba ilmu di almamater ITS, Surabaya,
tepatnya di jurusan Kimia FMIPA ITS. Karena cita-cita tersebut, saya harus
meninggalkan kampung halaman tercinta dan tinggal di Surabaya tepatnya di
Keputih gang makan D-06. Tinggal jauh dari keluarga membuat saya lebih mandiri
dan tidak bergantung pada orang lain. Inilah perubahan yang sangat saya
inginkan selama ini.
Saya adalah orang periang dan
mudah beradaptasi dengan lingkungan di sekitar saya. Saya peka dan perasa jika
ada suatu hal yang berbeda di lingkungan saya terutama perubahan itu terjadi
pada orang-orang terdekat saya. Secara keseluruhan, saya adalah orang yang
mampu ditebak sifat maupun suasana hatinya. Saya bukan orang yang pandai
menyembunyikan kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, maupun kegelisahan, serta
keputus-asaan yang melanda diri saya. Itulah saya, seorang yang periang,
perasa, mudah ditebak, namun penuh keyakinan melangkahkan kaki di kehidupan
yang singkat ini.
Saya adalah manusia yang
diciptakan dengan ketidak sempurnaan, namun sebagai manusia yang haqiqi, saya
harus selalu bergerak maju dalam setiap langkah kehidupan saya. Seperti pelangi
yang memiliki keanekaragaman warna, manusia pun memiliki keanekaragaman dalam
menentukan tujuan hidupnya yang tergambarkan pada setiap perilaku dan
aktivitas. Dengan kerja keras, tekun, kesabaran dan berdoa, saya yakin kelak
saya dapat meraih apa yang saya impikan. Rasa yakin dengan perjuangan akan
membuahkan hasil yang baik adalah pegangan dalam hidup saya untuk terus maju
apapun yang terjadi. Dari sekian banyak ketidaksempurnaan yang saya miliki, pemalas
dan pelupa adalah kata yang tepat untuk menunjukkan sisi dominan dari ketidak
sempurnaan yang ada pada diri saya selama ini. Namun rasa yakin yang saya
miliki dapat meyakinkan diri saya bahwa semua itu akan berubah.
Karena tidak dapat dipungkiri
dalam kurun 1,5 tahun terakhir inilah saya merasakan begitu banyak perubahan
yang terjadi pada diri saya. Misalnya, untuk mengantisipasi rasa malas, saya
selalu memotivasi diri saya dengan cara mengingat dan menulis kata-kata
penyemangat dari sosok yang paling berjasa dan selalu mendukung dalam setiap
langkah saya yaitu ibu saya. Sifat pelupa yang saya miliki mendorog saya untuk
selalu membuat jadwal harian dan menulis agenda apa yang harus saya lakukan
pada hari itu. Dalam segala hal, belum terlalu banyak untuk menjadi manusia
sempurna, namun cukup untuk melangkahkan satu langkah kaki saya dalam menjadi
manusia yang lebih baik.
Sebagai manusia yang memiliki
perbedaan dengan manusia yang lain, maka diperlukan rasa saling mengerti,
peduli dan tanggung jawab dalam melakukan setiap aktivitas dalam kehidupan.
Disini, ketiga sifat tersebut merupakan pedoman saya untuk belajar mengerti
keadaan yang ada di lingkungan sekitar saya. Mengerti, peduli, dan tanggung
jawab adalah pegangan saya dalam menjalin kehidupan dengan sesama manusia
maupun dengan sesama zat ciptaan ALLAH SWT.
Saya saat ini mengemban amanah di Keluarga Mahasiswa ITS
(KM-ITS) menjadi staff Departemen Humas HIMKA, pengurus organisasi di Koperasi
Mahasiswa “dr. Angka” ITS (KOPMA “dr. Angka” ITS). Peran saya di KOPMA “dr.
Angka” ITS adalah sebagai staff Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA). Dalam
bidang ini, saya mempunyai amanah dalam pengembangan sumber daya anggota yang
meliputi kaderisasi, pemeliharaan, dan pembianaan anggota. Selain sebagai staff PSDA, saya di KOPMA “dr.
Angka” ITS diamanahi juga sebagai Trainer KOPMA yang tergabung dalam forum yang
diberi nama BLUEBERRY. Dalam forum ini, saya dapat menggali seluruh potensi
yang ada dalam diri saya karena untuk menjadi seorang Trainer KOPMA dituntut harus
bisa berpikir krirtis dan kreatif dalam menyusun sebuah materi. Selain itu, saya juga dituntut untuk bisa
berkomunikasi secara efektif kepada para peserta. Kemampuan ini juga harus saya
miliki ketika menjadi Pemandu LKMM. Walaupun memiliki kesibukan yang cukup
tinggi, saya tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa antara kegiatan
organisasi dan kegiatan akademik sebisa mungkin tidak saling menggganggu.
Karena saya yakin bahwa nantinya pada saat
berada di dunia kerja, softskill juga sangat saya butuhkan. Oleh karena
itu, untuk tahun ketiga dan nanti, sebisa mungkin tetap berkontribusi di
organisasi tersebut. Tahun ketiga dengan menjadi kabid dagri di HIMKA dan asdir
PSDA di KOPMA.
yaahh,, di tahun ketiga ternyata tak seperti rencana.. kabid dagri?? ga jadi.. maaf untuk kakak2 yg merasa kecewa dg keputusan saya dulu. asdir psda?? alhamdulillah,, janji ini tertunaikan.. awalnya ga niat nulis ini di essay tapi akhirnya malah jadi semangat,,hoho suka banget.. apalagi kekeluargaannya.. amanah ini jugalah yg membuatku banyak belajar.. mbak ajeng,, thanks for everything you do for me.. di tengah2 sibuknya LAB dan PABRIK,, mbak selalu membimbing dan menyemangatiku.. krisna,, sahabat seperjuangan yg selalu membantu dan menyemangati.. maaf pernah mengecewakan dg janji yg tak dapat kutunaikan saat LKMM TM dulu.. thanks utk nasehat2nya.. grace,, i luv u... you always be my best friend :)
ga tau kenapa,, tiba2 kangen masa2 itu.. bersama kalian,,,.....
Mendidik dg Cinta by Irawati Istadi
“Dasar bandel! Dasar anak nakal!
Sudah dibilangi kalau minta susu ya diminum, dihabisin. Nggak malah ditumpahkan
ke lantai seperti itu! Susu itu mahal!” Seorang ibu uring-uringan memarahi
Fifi, anaknya yang baru berusia 3 tahun. Bagaimana ia tidak jengkel, bila
lantai yang baru saja dipel kini kotor lagi oleh tumpahan susu si kecil. Si
kecil pun diam sambil menatap wajah ibunya yang kecapekan.
Sementara seorang ayah memarahi Latif, anaknya yang kelas satu SD, setelah
dilapori wali kelasnya bahwa anaknya itu ketahuan mencuri uang temannya.
“Kecil-kecil sudah jadi pencuri! Mau jadi apa kamu kalau besar nanti?” Katanya
sambil berkacak pinggang.
Memang, mendidik anak memerlukan kesabaran ekstra. Ada kalanya orang tua
kehilangan kontrol saat kondisi fisiknya lelah atau emosinya tidak stabil.
Kata-kata makian terhadap anak seperti bandel, nakal, badung, dan sebagainya,
seringkali meluncur tanpa dapat ditahan. Padahal, makian atau celaan seperti
itu akan sangat menjatuhkan harga diri anak dan berakibat buruk bagi perkembangannya.
Mencerca Pribadi Hancurkan Harga Diri
Dalam masa perkembangannya semenjak lahir, setiap anak belajar menilai
segala sesuatu. Begitu juga yang terjadi pada persoalan penilaian diri. Setiap
anak akan menilai dan memandang seperti apa keadaan dirinya sendiri sesuai
dengan cara pandang orang tuanya terhadap diri si anak.
Apabila pribadinya sering dicerca dengan julukan-julukan buruk seperti anak
nakal, bengal, tak tahu aturan, pencuri, bodoh, pemalas, dan sejenisnya, maka
akan terbentuk keyakinan dalam diri anak bahwa memang seperti itulah sebenarnya
taraf kepribadiannya. Selanjutnya ia akan merasa wajar jika berbuat nakal, toh
ayah ibu menyebutnya ‘anak nakal’.
Perkembangan buruk seperti ini bila diteruskan akan sampai pada tahap di
mana anak akan selalu berusaha berperilaku sesuai anggapan terhadap
kepribadiannya tersebut, sehingga ia akan merasa tak pantas jika berbuat baik,
yang notabene menyalahi keyakinannya sebagai anak nakal dan bengal tersebut.
Sampai tahap ini perilaku anak bisa jadi sangat membuat orang dewasa
terheran-heran, sebab ia sudah tak mempan lagi diberi nasihat dan motivasi
untuk mau berbuat baik, kecuali jika perbaikan dimulai dengan mengubah cara
pandangnya yang keliru dalam menghargai pribadinya sendiri. Sungguh ini sebuah
perbaikan yang sulit untuk dilakukan.
Begitulah kenyataannya, bahwa setiap orang membentuk kepribadian sesuai
dengan cara pandangnya terhadap dirinya sendiri. Itu sebabnya, akan sangat
fatal akibatnya jika dalam masa perkembangan anak diberi contoh untuk menilai
dirinya dengan sebutan dan panggilan yang buruk.
Anak tetap anak, sekalipun perilakunya buruk. Yang buruk adalah
perilakunya, sementara pelakunya tetaplah anak baik. Jika patut dibenci, maka
perilakunya yang harus dikutuk, bukan pelakunya. Sang anak sebagai pelaku tetap
berhak untuk dicintai, disayangi, dan dihargai.
Jika Anak Salah, Tegur Perilakunya
Ketika seorang anak berbuat kesalahan, orang tua harus menegur ‘perilaku’
tersebut, tanpa mencela pelakunya. Anak harus mengerti letak kesalahannya. Ia
harus mengerti betul bahwa orang tuanya marah, kecewa dan membenci perilaku
yang baru saja dilakukannya, bukan marah dan membencinya.
Agar anak tahu bahwa orang tuanya tidak menyukai perilakunya, maka
sebaiknya orang tua menunjukkan perasaan kecewa, marah dan ketidaksukaannya
dengan sejelas-jelasnya. Bisa dengan mimik wajah yang penuh emosi, bisa pula
dengan kata-kata yang keras.
Kembali pada kedua contoh kasus di awal tulisan ini, untuk Fifi yang
menumpahkan susunya, akan lebih baik bila ibu marah dengan menegur perilakunya.
“Fifi, sudah ibu bilangi berkali-kali kalau menumpahkan susu itu jelek! Itu
perbuatan mubadzir! Susu itu harganya mahal!”
Sedangkan untuk kasus Latif, akan lebih baik bila ayah tidak menyebutnya
sebagai pencuri. “Latif, kamu kan tahu mencuri itu perbuatan buruk? Dosa!
Kenapa kamu melakukannya? Kalau butuh uang, bilang sama ayah, jangan mencuri
milik orang lain!”
Kedua contoh tersebut sudah dapat menggambarkan dengan jelas apa yang
dirasakan oleh ayah dan ibu. Tujuannya agar anak mengerti perasaan orang tua
tentang perilaku anak yang buruk itu. Di sisi lain diharapkan dalam diri anak
sendiri akan timbul perasaan yang tidak enak menghadapi kemarahan orang tuanya.
Cukup Sekali Saja
Teguran orang tua cukup dinyatakan sekali saja, anak sudah bisa memahami
perasaan orang tuanya. Bila pernyataan ini diulang-ulang justru akan
menimbulkan kebosanan, dan anak merasa digurui. Cara mendisiplinkan anak
seperti itu tidak efisien.
Banyak orang tua yang merasa perlu memberi nasihat panjang lebar terhadap
kesalahan anaknya, karena menangkap kesan anak tidak mendengar nasihat yang
dikatakan orang tua. Anak-anak itu berbuat seenaknya, tak mendengar omelan
orang tua. Tingkah anak itu membuat orang tua jengkel dan merangsangnya untuk
semakin memperpanjang dan mengulang-ulang nasihat, semata-mata untuk
melampiaskan kejengkelannya.
Sekali lagi, sikap orang tua sebenarnya cukup dinyatakan sekali, ditunjang
ekspresi wajah tak lebih dari satu menit. Inilah bagian awal dari metode
disiplin yang disebut teguran satu menit. Selanjutnya, akan tercipta suasana
yang tidak menyenangkan bagi anak. Pada saat ini sebaiknya orang tua diam
sejenak agar suasana yang tidak enak ini benar-benar dirasakan anak. Manfaatkan
waktu ini untuk menarik nafas panjang, seakan telah usai menyelesaikan tugas
berat berupa pengungkapan rasa kecewa atas perilaku anak yang buruk.
Selanjutnya, Hargai Pelakunya
Bagian berikutnya adalah saatnya menggunakan kebenaran lain selain
kebenaran pertama yang telah dikatakan terlebih dahulu. Kebenaran kedua ini
adalah bahwa diri anak-anak sebagai ‘pelaku’ sebenarnya tetap baik, bahwa orang
tua tetap mencintai sepenuh hati, karena mereka pada dasarnya adalah anak-anak
yang salih.
Bagian kedua ini harus diucapkan orang tua dengan ekspresi wajah penuh
kasih sayang dan kelembutan. Bila perlu dengan memeluk dan mencium, agar anak
bisa langsung merasakan bahwa bagaimanapun buruknya perilaku mereka, ternyata
orang tua tetap mencintainya. Pernyataan ini pun tidak perlu diulang, cukup
sekali saja.
Misalnya, untuk kasus Fifi, setelah ibu marah dan menegur perilakunya yang
buruk, maka sebaiknya ibu membelai kepalanya sambil berkata, “Fifi kan anak
salihah, anak pintar. Lain kali jangan menumpahkan susu lagi ya sayang…”
Demikian juga untuk kasus Latif. Setelah ayah menunjukkan kemarahannya,
alangkah bijaksananya bila kemudian ia memeluk anaknya itu seraya berkata,
“Latif kan anak yang salih…Masa’ anak salih mencuri, nanti jadi temannya setan.
Lain kali jangan diulangi lagi ya….”
Kelebihan Metode Ini
Metode teguran satu menit mempunyai banyak kelebihan.
Pertama, melatih disiplin anak-anak untuk bisa meninggalkan perilaku yang
buruk. Dalam setengah menit yang pertama, anak mengerti bahwa tindakannya yang
buruk telah membuat orang tuanya kecewa dan marah. Peristiwa itu akan masuk ke
alam memorinya, selanjutnya memorinya mencatat mana perilaku baik yang
disenangi orang tua, dan mana perilaku buruk yang membuat orang tuanya kecewa
dan marah.
Selanjutnya, dalam setengah menit kedua, anak segera dapat menemukan
kembali citra dirinya yang positif sebagai anak yang baik. Mereka sangat
menikmati belai kasih orang tua dalam selang waktu yang singkat ini. Buahnya,
mereka menjadi senang dan bagga terhadap dirinya sendiri yang baik seperti kata
orang tuanya.
Satu hal penting yang tak boleh dilupakan orang tua adalah semakin anak
menyenangi dirinya sendiri, semakin besar kemauannya untuk berperilaku lebih
baik.
Keuntungan kedua, metode ini bisa digunakan sebagai alat komunikasi yang
efektif antara orang tua dan anak. Banyak orang tua mengeluh karena tak bisa
memahami jalan pikiran anaknya. Banyak yang tak mengenal anaknya sendiri karena
kemacetan komunikasi. Anak tak pernah mau menyampaikan permasalahan yang ia
hadapi kepada orang tua. Dengan bantuan metode ini, sedikit demi sedikit mulai
berkembang iklim keterbukaan antara orang tua dengan anak. Komunikasi pun
menjadi lancar, akrab dan harmonis. Hal ini bisa terjadi karena keberanian
orang tua menunjukkan perasaan terhadap anak tanpa mencerca. Dalam setengah
menit pertama menyalahkan habis-habisan perilaku anak yang buruk. Tetapi
setelah itu menyatakan bahwa diri pribadi anak selalu tetap baik dan dicintai
orang tua.
Memang dalam praktiknya metode ini agak sulit dilakukan, karena orang tua
seolah-olah harus ‘bersandiwara’. Setelah marah-marah harus mengungkapkan rasa
sayang. Yang pasti, walaupun sulit, tetapi demi perkembangan jiwa anak, tentu
metode ini layak untuk dibiasakan...
Ketika rindu menyergap kalbu
Masih lekat dalam
ingatan, saat menghabiskan waktu bersama. Berbagi cerita, merenda impian dan
angan bersama. Lagi-lagi selalu dengannya…
Banyak waktu yang tak
pernah kulewatkan sedetik pun untuk sekadar menyapanya. Bahkan mengeluarkan
unek-unekku yang tiada habisnya. Hingga malam menjelang tiba, sungguh tak
terasa…
Momen-momen yang
selalu dijalani bersama, tak ayal membuat banyak orang iri akan kekompakkan
kami. Seperti sepasang kakak-adik yang selalu ceria menikmati segala aktivitas.
Menemaninya adalah
hobiku, seperti dia juga yang selalu menemaniku… Dari mengurusi keperluan hal
sederhana hingga yang rumit, tak lepas aku darinya. Ahh, seperti saudara kembar
yang sulit dipisahkan...
Sampai suatu saat, ada
sebuah obrolan diantara kami… Ketika bercerita tentang masa depan, apa yang
perlu dipersiapkan dan bagaimana menghadapinya. Banyak petuah bijak yang
diberikannya. Aku ingat ketika banyak hal sepele yang kini rasanya sangat
berarti ketika aku terapkan. Contohnya saja, aku belajar darinya untuk bisa
mengarsipkan data-data dengan rapi. Ya, data-data yang berkaitan semua dengan
anggota keluarga. Dimulai dari akte kelahiran, KTP, struk pembayaran PAM, PLN
dan berkas-berkas lainnya. Semuanya dia simpan dengan rapi dalam sebuah map.
Dulu aku anggap sepele sebuah kebiasaan seperti itu, tapi ternyata kini baru
terasa… Aku harus mempraktekannya pula...
Dan masih ingat juga…
Ketika nasihatnya membuatku harus berlaku lemah-lembut terhadap siapapun, tidak
mudah mengeraskan suara dan mengangkat dahi lalu harus banyak mengalah hanya
agar aku bisa diterima keberadaannya oleh orang lain. Kemudian dia juga
mengajariku untuk bisa menjadi seorang wanita yang mandiri, tak ketergantungan
terhadap siapapun. Bahkan beliau berpesan untuk aku bisa mencari penghasilan
sendiri, agar tak mudah meminta-minta pada orang lain sekalipun itu pada suami
atau anggota keluarga sendiri...
Struggle.. Ya, aku melihatnya
seperti itu. Usia yang hampir senja, dengan semangatnya yang berjiwa muda tak
membuatnya lelah dan berdiam diri di rumah sebagai ibu rumah tangga biasa. Dia
tetap aktif dalam mengikuti majelis ta’lim, dia juga masih terus jalan
kesana-sini demi menawarkan barang dagangannya. Atau dia sampai
terkantuk-kantuk demi menjaga toko kecil yang tak seberapa pendapatannya. Ya,
dia lakukan demi anaknya yaitu aku...
Dialah yang selalu
mampu menstabilkan perekonomian keluarga, memposkan segala pemasukan untuk bisa
diposkan kembali sebagai pengeluaran dengan baik...
Ahh.. habis kata untuk
aku bisa mendefinisikannya. Dengan segala keterampilan yang dia punya, sebagai
juru buat kue (paling jago kalu masalah ini), juru dakwah, juru dagang atau juru-juru lainnya… yang pasti beliau
bagiku adalah juru ibu yang paling hebat sedunia…
Sampai sekarang dimana
aku sudah jarang untuk bisa selalu bersamanya… Tak mampu lagi untuk selalu menemaninya….
Aku akan selalu mengingat segala petuah dan ajaran-ajarannya yang bermakna…
Sebisa mungkin aku akan mempraktekannya dengan baik… Menjadi seorang anak yang
harus tetap berbakti pada orang tua, dan aku adalah aku… Dimanapun berada,
kehadiranku harus bisa memberi manfaat… Setidaknya itupula yang menjadi pesan
dari seorang wanita hebat di kehidupanku.
Untukmu ibuku… Aku
sangat rindu…..
Ibuku... Ketika rindu
menyergap kalbu. Hanya bisa kutitipkan salam cintaku, semoga DIA menjagamu
selalu... Luv u...
menjadi muslimah pembentuk peradaban
Wanita adalah sebuah madrasah, apabila engkau persiapkan dengan
baik maka sebenarnya engkau sedang mempersiapkan sebuah bangsa (generasi) yang
mulia.
“Bila kau letakkan seorang ibu sebagai pengajar, kau akan melihat
suatu bangsa yang harum namanya”
“Mendidik
muslimah artinya mendidik ummat”. Muslimah adalah madrasah pertama bagi putra
putrinya. Selain itu muslimah merupakan pengatur lingkungan
terkecil dalam dakwah. Begitu besarnya peran muslimah menuntut adanya berbagai
penyiapan melalui serangkaian pembinaan yang terencana dan kontinyu. Pembinaan
tersebut harapannya dapat menghasilkan muslimah yang tidak hanya solehah,
tetapi juga calon istri yang taat dan ibu bagi generasi (“mar’atus sholihah, wa zaujatul muthi’ah,
wa ummul madrasah”). Hal inilah yang menjadi dasar pentingnya dakwah
muslimah.
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
apa yang telah mereka kerjakan.”
( QS. An-Nahl : 97)
Muslimah penggerak harus menyadari benar tentang tanggung jawab
dakwah ilallah dan ketundukan kepada Allah SWT sebagai suatu yang pertama dan
utama. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran muslimah menempati tempat tersendiri
dengan segala kekhasan yang dimilikinya dalam memperjuangkan dakwah muslimah. Kita
bisa bercermin pada pribadi-pribadi muslimah seperti istri Rasulullah dan
shahabiyah dalam pentas kehidupannya yang menggambarkan kemandirian,
ketangguhan dan jiwa kepemimpinan, jiwa-jiwa seorang tokoh yang mampu menjadi
ikutan dalam menyeru muslimah dan manusia ke jalan Allah.
Seorang
muslimah mempunyai tanggung jawab besar dalam menjalani kehidupan ini. Menjadi
anak terhadap orang tuanya, menjadi istri terhadap suaminya, manjadi ibu
terhadap anak-anaknya, dan manjadi da’iyah sebagai pelayan umat. Untuk itu
semua dibutuhkan muslimah tangguh; tangguh ruhiyahnya, tangguh fikriyahnya, dan
tangguh jasadiyahnya.
Dalam menjalankan perannya dalam semua dimensi kehidupan,
muslimah harus menyiapkan dirinya. Adapun persiapan yang perlu dilakukan oleh
seorang muslimah adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Spiritual
Keimanan merupakan pondasi utama yang harus dimiliki oleh
seorang mukmin. Ukuran kekuatan ruhiyah seseorang juga ditentukan oleh
kekuatan akidah yang melekat di hatinya. Hal ini pula yang dilakukan Rasulullah
dalam fase awal dakwahnya, yaitu penanaman akidah yang kuat pada generasi
sahabat. Hal ini dapat terlihat jelas dengan turunnya surat Al-Muzzamil pada
awal periode Mekkah.
Beberapa
hal yang mencakup persiapan spiritual ini adalah memiliki kejelasan loyalitas,
memiliki akhlakul karimah, qiyamul lail, tilawah Al-Qur’an, dan dzikrullah.
2. Persiapan
Intelektual
Ilmu adalah landasan seorang muslimah
melakukan sesuatu. Dalam sebuah hadits disebutkan “Barang siapa yang melakukan
sesuatu tanpa didasari ilmu maka ia tertolak”.
Semakin pesatnya kemajuan di bidang
sains dan teknologi di era modern ini menuntut seorang
muslimah tidak hanya cukup memiliki tingkat ruhiyah yang tinggi tetapi juga
harus dibekali dengan intelektualitas (tsaqafah). Sehingga dalam perjalanan
dakwahnya tidak ada seorang muslimah yang tidak update seputar
informasi yang berkembang ataupun gaptek. Hal ini juga sangat penting agar seorang muslimah lebih
mudah dalam berdakwah (mudah diterima dakwahnya dan juga mudah dalam meyakinkan
objek dakwahnya).
Adapun
keilmuan yang harus dimiliki oleh seorang muslimah minimal mencakup tiga hal
yaitu pengetahuan keislaman, pengetahuan modern dan pengetahuan kecakapan
(keahlian).
3. Persiapan
Fisik
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai di sisi
Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan…” (HR.
Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa kekuatan fisik juga sangat
penting dimiliki seorang muslimah untuk menunjang kegiatan dakwahnya. Hal ini
dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan secara teratur, yaitu dengan cara
mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi, istirahat yang cukup, menjaga
kebersihan dan kesucian diri serta senantiasa berolahraga.
4. Persiapan
Materi
Tidak dapat dipungkiri bahwa materi
adalah sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan kita, tidak terkecuali bagi
muslimah. Begitu pun dengan kelangsungan dakwah juga membutuhkan kekuatan
materi atau finansial yang memadai. Oleh sebab itu, muslimah pun harus mampu
mandiri dari segi finansial, tidak salah jika ada pepatah “Muslim harus kaya”,
karena dengan kekayaannya seorang muslimah memiliki andil yang cukup besar
untuk kemajuan dakwah. Rasulullah pun telah mencontohkan kepada kita mengenai ekonominya.
Ketika usia dua belas tahun, Rasulullah SAW telah menyertai pamannya berdagang
di Syam, begitu pun ketika beliau dewasa, beliau mengadakan usaha dagang dengan
harta Khadijah yang kemudian menjadi istrinya. Inilah contoh nyata Rasulullah
agar kita mandiri bahkan bisa bersedekah serta memajukan dakwah dari segi
finansial.
Ibu, padamu ingin kubercerita...........
Ibu, padamu ingin kubercerita...
Tentang lembayung hati ini. Seonggok
hati tengah terkapar menangisi, saat yang diinginkan tak sejalan dengan
kenyataan. Aku ingin sekali mengeja takdirku, bu... Ingin bisa menebak apa
skenario ALLAH selanjutnya. Apakah itu salah? Meski aku tahu, hal itu takkan
bisa terjadi...
Ibu, kau yang paling tahu aku segalanya. Baik buruknya diriku tak ada
yang tertutupi darimu... Kumohon gunakan naluri keibuanmu untuk dapat
memberikan petunjuk seandainya urusan yang tengah aku hadapi ini adalah yang
terbaik bagiku. Jangan biarkan jiwa ini galau, resah dan gelisah dalam menanti
segala sesuatunya.
Aku sedang belajar untuk bisa mengesampingkan ego diri. Aku mencoba
untuk bisa menerima apapun takdir yang Alloh jatuhkan untukku, sekalipun
menyakitkan. Mungkin saat ini akan membuatku menangis, tapi aku yakin suatu
hari aku kan dibuatNya bahagia. Bukankah begitu, bu?
Ibu, padamu ingin kubercerita, tentang hari-hari yang sempat
menyedihkan, bahkan membuatku khawatir dan hampir putus asa. Tapi, kau lagi
yang selalu menemani di sisiku. Bersyukurnya aku, memiliki tempat berbagi
sepertimu.
Ibu... Doakan selalu yang terbaik untukku.........
Transformasi Hidupku
“kapan kamu mulai berjilbab?”
Langganan:
Postingan (Atom)