*aku bersedia*




Perlahan tapi pasti, hati ini menjadi ringkih. 
Tidak siap mengatakan, karena memang waktunya pun belum datang. 
Tak kuat untuk menyimpan, tapi mencoba bertahan dengan iman dan sabar. 

Tidak ada yang datang hanya dengan memikirkannya kan? 
Namun bagiku, cukuplah mengharapkanmu dalam diam. 

Menahan. 
Mulut ini diam bukan lantaran bisu, 
Hanya ada beberapa hal yang memang tidak harus disampaikan. 

Aku tidak pandai mengatur kata-kata yang berantakan ini, seberantakan rasa ini. 
Biarlah perasaan ini tetap menjadi misteri yang kita nikmati sendiri. 

Walau tak ada kata yang terucap untuk memberi arti, 
Pun kita memang sudah sama-sama mengerti. 
Karena hanya itu yang kita ketahui di bumi ini dan hanya itu yang kita perlu tahu. 

Jika sudah begini, 
Tentu kamu dan aku tidak ada yang perlu lari atau bersembunyi. 
Kita sama-sama sedang menunggu dengan sabar, bergelut dalam euforia penantian. 

Dan untuk sekarang, mari masing-masing berjuang. 
Untuk diri kita, keluarga kita, agama kita, hidup kita. 
Hingga jika Allah memang mempertemukan kita lagi nanti, 
Kita telah siap untuk mengatakan, "Aku bersedia." 


*terinspirasi dari catatan seseorang dg beberapa perubahan